Photo: Pikiran-Rakyat
Seorang bayi yang masih belum diberi nama, lahir tanpa tempurung kepala, Kamis (14/7). Bayi yang merupakan buah hati dari Cahyati dengan Kiman, warga Kampung Pulo Tanjung, RT 1 RW 1 Desa Sindang Sari, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi itu dilahirkan secara normal di salah satu bidan desa di wilayah tersebut.

Kiman, ayah dari bayi yang berjenis kelamin laki-laki tersebut menuturkan tidak ada keanehan dalam proses kelahiran anak ketiganya tersebut. Semua berjalan normal, begitu pula hasil pemeriksaan dokter di puskesmas selama masa kehamilan. Tidak ada keanehan yang diderita sang buah hati yang lahir dengan berat 2,7 kilogram tersebut.

Saat ditemui , kepala bayi tersebut ditutupi dengan topi rajut dengan maksud untuk melindungi bagian belakang kepala. Saat topi tersebut dibuka, tampak benjolan berwarna coklat keputihan yang bergelayut di bagian belakang kepala. Selain itu, benjolan tersebut terlihat lembek. Sang bayi pun kerap menangis kencang tatkala benjolan tersebut tersentuh sebagian dari penutup kepala.

Lebih lanjut, Kiman menuturkan, ia pun segera membawa sang buah hati ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bekasi pada Jumat (15/7). Di rumah sakit tersebut, dari pemeriksaan yang dilakukan diketahui bahwa sang buah hati menderita penyakit langka sehingga membutuhkan penanganan yang lebih intensif.
Hanya sayangnya, dengan alasan keterbatasan perlengkapan, sang buah hati disarankan untuk dibawa pulang dan dirawat di rumah saja sambil menunggu selesainya surat Jamkesmas sehingga bisa dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

“Katanya harus dirujuk ke RSCM atau RSHS, kalau SKTM itu bisa ke RSHS sedangkan untuk ke RSCM butuh Jamkesmas. Sekarang suratnya sedang diurus. Tapi, selama itu, karena tidak ada perlengkapan, katanya lebih baik bayinya di rawat di rumah saja,” ujar Kiman yang berprofesi sebagai pedagang siomay.

Salah seorang staf Desa Sindang Sari, Bahyar Muharam mengaku bersama keluarga telah berupaya untuk mendapatkan penanganan bagi sang bayi ke RSUD Kab Bekasi. Namun, dikarenakan terkendala alat, bayi tersebut tak bisa dirawat di RS tersebut.

“katanya yang bisa menangani itu RSHS atau RSCM, tapi kami berharap agar sebelum dirujuk ke sana, sang bayi bisa dirawat di RSUD dulu. Karena di sana lebih steril dan memadai dibandingkan di rumah. Namun, apa daya,” katanya.
http://www.pikiran-rakyat.com

Artikel Terkait

 
Copyright © 2010. WARTA PERSADA.COM - All Rights Reserved