photo: yahoo
Sebab kematian pemimpin Libya, Muammar Qaddafi yang ditangkap hidup-hidup namun meninggal dengan berlumuran darah beberapa menit kemudian.

Serangkaian gambar yang diambil melalui ponsel menunjukkan, dia ditembak dengan jarak sangat dekat, beberapa centimeter saja.

Beberapa detik kemudian, diktator yang berbicara tergagap itu tidak bisa lagi didengar. Adegan berikutnya menampilkan tubuh tak bernyawa sang tiran di tanah. Matanya tertutup dan dia tidak bernapas. Orang-orang bersorak.

Sesaat sebelum menemui ajal, dalam rekaman itu Qaddafi bertanya terbata-bata, "Apa yang kamu lakukan? Ini tidak diperbolehkan dalam hukum Islam. Apa yang Anda lakukan adalah dilarang?' ujarnya.

Dengan suara tercekat, ia mengulangi, ""Apa yang Anda lakukan adalah salah, nak. Apakah Anda tahu apa yang benar atau salah? '

Para pemuda berteriak 'Muammar, Anda anjing! "

Saat itu, darah mengalir di sisi kiri kepala, leher, dan bahunya.

Gaddafi bilang kepada orang-orang muda itu untuk bersabar, dan berkata "Apa yang terjadi?" saat ia menyeka darah segar dari pelipisnya dan melirik telapak tangannya.

Seorang anak muda lainnya kemudian datang membawa boot dan berteriak, 'Ini adalah sepatu Muammar! Ini adalah sepatu Muammar! Kemenangan! Kemenangan!"

"Buat dia hidup, buat dia tetap hidup!" seseorang berteriak. "Ini untuk Misrata, Anda anjing," kata seorang pria menampar dia.

Pemberontak lain berteriak, "Allah Mahabesar. Allah Mahakuasa. "

Dan saat Qaddafi memohon belas kasihan, seorang pejuang mengatakan, "Diam, kau anjing!"

Qaddafi juga terdengar dalam satu video mengatakan 'Allah melarang ini' beberapa kali. Ia ditampar di atas kepalanya.

Gambar selanjutnya beberapa saat kemudian menunjukkan Qaddafi tergeletak di tanah. Orang-orang bersorak.

Sopir ambulans, Ali Jaghdoun, menyatakan Qaddafi sudah meninggal ketika ia mengangkatnya dan membawa jenazahnya ke kota Misrata. "Aku tidak mencoba untuk memberikan pertolongan kembali, karena ia sudah mati," ujarnya.

http://id.berita.yahoo.com

Artikel Terkait

 
Copyright © 2010. WARTA PERSADA.COM - All Rights Reserved