Mungkin anda pernah mendengar kata Blogger, Blogger Cikarang, Blogger Bekasi, Blogger Semarang, Blogger Surabaya dan lain sebagainya. Nah yang akan saya informasikan di sini adalah Petemuan darat atau istilah kerennya Kopdar alias copy darat blogger Cikarang dan Bekasi di Perumahan Taman Sentosa  daerah dekat dengan Lippo Cikarang. Pada malam minggu 16 /7 di rumah bapak Maulana alias Pak Maslanang asal Semarang Jawa Tengah.

Informasi kopi darat tersebut sudah di formasikan melalui millis blogger cikarang  seminggu sebelum acara dilaksanakan oleh admin blogger cikarang Bp.Ceppi Pribadi. Beberpa ada yang telah meminta izin tidak bisa hadir karena bentrok dengan acara keluarga. namun demikian Pertemuan di rumah Bpak Pemilik Toko online  "Distro Indonesia" di Ruko K1 tidak sepi.

Dalam pertemuan tersebut telah hadir Bp.Amril Taufik Gobel pemilik Daeng Batala dot Com dan merupakan blogger asia dan beliau pernah meraih sebagai " blogger terbaik 2010".Beliau  hadir bersama anak dan istri. Bapak Amril juga merupakan orang dalam dari IBN (Idblognetwork). Beliau juga kemarin telah di undan oleh yahoo indonesia dalam acara pindah kantor yang baru dan penggabungan antara yahoo dan koprol.

Dalam Pertemuan blogger cikarang itu ada juga tokoh blogger senior dan blogger pengusaha dari TDA Bekasi yaitu Bapak Eko Eshape. Beliau berasal dari Yogyakarta dan sempat tinggal di cikarang baru dekat dengan Pak Amril Tg kemudian pindah dan sekarang tinggal di cawang Jakarta. Namun demikian Pak Eko Eshape masih support dengan TDA dan Blogger Cikarang.

Tukar pikiran dan informasi terbaru juga di adakan di kediaman Bp. Maulana Distro Indonesia. Beberapa blogger senior seperti pak Bustomi haris juga cerita banyak pengalamnnya selama menjadi blogger. Rencana milad yang ke 3 dari blogger cikarang juga di bicarakan dan waktu pelaksanaannya sekitar di bulan Ramadhan sebelum Lebaran 2011 yang akan datang.

Ada juga di bahas untuk memajukan blogger cikarang dan rencana pencarian sponsor dan iklan untuk Blog Blogger Cikarang. Acara seminar Adsense juga akan segera di gelar dengan dengan target siswa dan mahasiswa dan juga kalangan blogger pekerja. banya mafaatnya yang saya rasakan saat mengikuti pertemuan tersebut.
[ Read More ]

Setelah pada bulan April 2011 yang lalu team Sekanji bekasi mencapai puncak Gunung Guntur , maka pada minggu kemari 17/07 Team Sekanji mencapai puncak gunung Pulosari di serang Banten. Team berangkat pada hari Jumat sore 15/07.  Berangkat menggunakan mobil Kijang beranggotakan 7 orang. Sesampainya di banten mereka menginap di rumah penduduk,kebetulan salah satu anggota Team ada yang yang mempunyai bibi yang ada di kaki gunung Pulosari.Dan keesokan harinya mereka mengadakan pendakian gunung yang mempunyai tinggi 1.460 m dari permukaan laut.
 
Dalam perjalanan pendakian team di pintu gerbang bertemu beberapa anggota karang taruna desa setempat yang bertugas di pintu gerbang. Team meminta ijin kepada petugas jaga untuk mengadakan pendakian. Hanya dengan membayar uang retribusi sebesar Rp 5000,- perorang dan pendataan peserta pendakian  akhirnya team melanjutkan pendakian.
 
Di Gunung pulo sari ini medannya di penuhi dengan akar- akar pohon dan batu. Untuk perkemahan tem mengambil di dekat kawah yang berada di punggung Gunung. Ditempat kemah ini ternyata team hanya kebagian tempat hanya sedikit karena banyaknya orang yang mendaki dan mendirikan tenda di sini.
  
Setelah mendirikan tenda maka team dengan beberapa orang melajutkan pendakian menuju puncak. Dalam pendakian ini team tidak membawa barang bawaan. Barang barang di tinggal di kemah dengan di tunggui salah seorang  dari team. Di gunung Pulosari ini kemiringannya cukup tajam . Sekitar 70 atau 80 derajat. Jika membawa beban maka akan merepotkan untuk pendakian. Pendakian di lakukan dengan merayap dan berpegangan pada batu batu. Ada kekurangan dari team, yaitu team tidak membawa tambang/Tali.
 
Dalam pendakian menuju puncak team tidak khawatir tentang air minum, sebab di puncak juga ada sumber mata air. Jadi tak perlu membawa banyak banyak air minum. Tidak seperti saat pendakian di gunung guntur Garut,harus membawa bekal air sebanyak-banyaknya untuk di atas/puncak.
 
Sekitar perjalan satu jam team berhasil mengibarkan bendera merah putih dan bendera sekanji di puncak gunung. di sana sempat foto foto mengabadikan kenangan seperti anda lihat di posting ini.

Dalam perjalanan turun dari puncak team mengambil jalur singkat yakni tidak melewati jalan pada saat mendaki. Team mengambil jalur tantangan. Banyak batu batu yang mudah lepas saat kita pegang dan belum di injak. Kewaspadaan team membuat mereka selamat dan sampai di tenda.
   

Sabtu malam minggu mereka berkemah merasakan suasana malam dan hawa dingin di gunung pulosari.Dan paginya mereka membongkar tenda dan pulang menuju kaki gunung.

[ Read More ]

Pengajian malam senin pada minggu 17 Jul 2011 di masjid Ar Rahman  Taman Persada Bekasi seperti biasanya di hadiri oleh Jamaah sholat Isya'. Seperti biasanya pula penceramah di isi oleh Ustadz Jalaludin dari Kampung Parung Banteng Desa Cibarusah Jaya Kecamatan Cibarusah Kabupaten Bekasi

Secara harfiah  malam nisfu sya'ban merupakan malam setengah dari bulan sya'ban. Hal ini menandakan  bahwa 15 hari lagi akan datang bulan Ramadhan. Pada bulan sya'ban ini umat islam juga mempersiapkan diri untuk menghadapi bulan puasa Ramadhan. Dan bagi yang berhutang puasa pada Ramadhan tahun lalu,biasanya mereka membayar puasa pada bulan sya'ban ini. Mereka melunasi utang puasa sebelum bulan  Ramadhan datang

Dalam ceramahnya beliau menganjurkan untuk melakukan amalan-amalan sunah pada bulan sya'ban . Pada malam nisfu sya'ban 300 pintu rohmah di buka oleh Alloh SWT. Pada malam Nisfu sya'ban Alloh mengampuni dosa manusia. Namun ada 10 orang yang tidak mendapat ampunan dari Alloh SWT. Yaitu:

1.Golongan orang Musyrik(Menyekutukan Alloh)
2.Orang yang Durhaka.
3.Orang Dzalim
4.Dan seterusnya..............(Mungkin pembaca sudah tahu...heheee.....penasaran? Ngaji yuk....)

Oleh karena itu biasanya pada malam nisfu syakban setelah sholat magrib banyak yang berada di masjid. Biasanya mereka melakukan amalan sunah seperti membaca surat yasiin sebanyak 3 kali dan memanjatkan doa pada malam nisfu sya'ban. Sebelum membaca surat yasiin di laksanakan dulu sholat sunat sebanyak 2 rakaat.




Ibadah sholat sunat dan doa di malam Nisfu Sya'ban di maksudkan untuk memohon ampunan dari Alloh SWT di mana seluruh catatan amal seluruh manusia selama setahun akan di laporkan. Dan di ganti dengan buku catatan amal yang baru. Semoga amal yang di laporkan  jika seandainya ada amalan yang buruk (Dosa) akan diampuni oleh Alloh SWT.

Selain sholat sunat pada malam Nisfu sya'ban ada Sholat tasbih yang  minimum musti di lakukan setahun sekali oleh seorang yang beragama Islam. Sholat tasbih di maksudkan agar kita bisa khusnul khotimah jika sakaratul maut menjemput kita. Jadi barang siapa melakukan sholat tasbihada harapan khusnul khotimah saat ajal tiba.

Sholat sunat pada malam nisfu sya'ban biasanya terjadi kontroversi di kalangan umat Islam,ada yang melaksanakan ada juga yang tidak, namun ustadz Jalaludin menganjurkan hal tersebut tidak perlu dipermasalahkan. Walaupun amalan sunah ini tidak bersumberkan pada hadits , namun para ulama menganjurkan untuk melaksanakan. Dan ada sebutan bahwa ulama merupakan pewaris para nabi. Ada sebuah hadits (tidak di sebutkan di sini) namun  yang ditafsirkan oleh ulama yang intinya sebagai berikut.Nabi di minta melasanakan sholat sunat namun kebetulan waktunya di bulan puasa.Jadi ulama menafsirkannya begitu.Maka para ulama melaksanakan sholat sunat  2 rakaat (apa saja-red) pada malam nisfu sya'ban.
Ustadz Jalaludin juga mengatakan hadits dasarnya yang berhubungan dengan nisfu sya'ban banyak .Namun  saya sebagai penulis tidak bisa menuliskan semuanya di posting ini. Ada sebuah keterbatasan pada diri saya. Tujuan saya sekedar posting, dan saya bagikan secara gratis(artikel) di sini. Jika ada pengunjung blog ini yang mengetahui lebih jauh tentang hal ini , silahkan tulis komentar pada kotak di bawah posting ini.

Diakhir acara diadakan acara penbacaan al barjanji dan makan bersama dengan semua peserta pengajian. Alhamdulillah ada sodagoh dari Bp.Ketua DKM Ar Rahman Bp.Zainuddin Hardaz. Alhamdulillah Ayam bakar dan nasi uduk bisa dimakan bersama oleh Jamaah.Semoga amal Jariahnya di Terima Alloh SWT.

[ Read More ]

Photo: Pikiran-Rakyat
Seorang bayi yang masih belum diberi nama, lahir tanpa tempurung kepala, Kamis (14/7). Bayi yang merupakan buah hati dari Cahyati dengan Kiman, warga Kampung Pulo Tanjung, RT 1 RW 1 Desa Sindang Sari, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi itu dilahirkan secara normal di salah satu bidan desa di wilayah tersebut.

Kiman, ayah dari bayi yang berjenis kelamin laki-laki tersebut menuturkan tidak ada keanehan dalam proses kelahiran anak ketiganya tersebut. Semua berjalan normal, begitu pula hasil pemeriksaan dokter di puskesmas selama masa kehamilan. Tidak ada keanehan yang diderita sang buah hati yang lahir dengan berat 2,7 kilogram tersebut.

Saat ditemui , kepala bayi tersebut ditutupi dengan topi rajut dengan maksud untuk melindungi bagian belakang kepala. Saat topi tersebut dibuka, tampak benjolan berwarna coklat keputihan yang bergelayut di bagian belakang kepala. Selain itu, benjolan tersebut terlihat lembek. Sang bayi pun kerap menangis kencang tatkala benjolan tersebut tersentuh sebagian dari penutup kepala.

Lebih lanjut, Kiman menuturkan, ia pun segera membawa sang buah hati ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bekasi pada Jumat (15/7). Di rumah sakit tersebut, dari pemeriksaan yang dilakukan diketahui bahwa sang buah hati menderita penyakit langka sehingga membutuhkan penanganan yang lebih intensif.
Hanya sayangnya, dengan alasan keterbatasan perlengkapan, sang buah hati disarankan untuk dibawa pulang dan dirawat di rumah saja sambil menunggu selesainya surat Jamkesmas sehingga bisa dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

“Katanya harus dirujuk ke RSCM atau RSHS, kalau SKTM itu bisa ke RSHS sedangkan untuk ke RSCM butuh Jamkesmas. Sekarang suratnya sedang diurus. Tapi, selama itu, karena tidak ada perlengkapan, katanya lebih baik bayinya di rawat di rumah saja,” ujar Kiman yang berprofesi sebagai pedagang siomay.

Salah seorang staf Desa Sindang Sari, Bahyar Muharam mengaku bersama keluarga telah berupaya untuk mendapatkan penanganan bagi sang bayi ke RSUD Kab Bekasi. Namun, dikarenakan terkendala alat, bayi tersebut tak bisa dirawat di RS tersebut.

“katanya yang bisa menangani itu RSHS atau RSCM, tapi kami berharap agar sebelum dirujuk ke sana, sang bayi bisa dirawat di RSUD dulu. Karena di sana lebih steril dan memadai dibandingkan di rumah. Namun, apa daya,” katanya.
http://www.pikiran-rakyat.com
[ Read More ]

 Dimasa perjuangan kemerdekaan RI melawan Belanda dan Jepang masjid Al-Mujahidin ini menjadi markas serta camp pelatihan pasukan Laskar Hizbulllah, Pasukan perang bentukan Masyumi tahun 1944M. Masyumi menjadi tempat bergabungnya organisasi organisasi Islam ketika itu termasuk Nahdatul Ulama (NU) dibawah pimpinan KH. Wachid Hasyim (Pahlawan Nasional dan juga ayah dari Mantan Presiden RI, KH. Abdurrahman Wachid alias Gusdur). Di masjid inilah yang menjadi pusat penggemblengan Laskar Hizbullah untuk disiapkan menjadi tentara terlatih untuk kemudian ditempatkan di berbagai lokasi di pulau jawa dan Madura.

Dipilihnya daerah Cibarusah sebagai tempat latihan semi militer Laskar Hizbullah karena dinilai sangat strategis. Masih banyak hutan dan terletak tidak jauh dari pusat kekuasaan Jepang di Jakarta.  Laskar Hizbullah dibentuk atas usulan 10 ulama besar di Jawa, untuk mengimbangi Laskar PETA (Pembela Tanah Air) tentara nasionalis bentukan Jepang tahun 1942. Meskipun antara PETA dan Hizbullah berbeda, namun kurikulum militernya disusun oleh orang yang sama, yaitu Kapten Yamazaki.

Pada masa itu, Masjid Al-Mujahidin KBC bukan hanya sekedar sebagai tempat ibadah saja, Namun juga sebagai pusat komando dalam mengatur strategi perang. Dari Masjid ini KH. Zainul Arifin (Pahlawan Nasional) merupakan seorang tokoh muda yang ketika itu menjabat sebagai konsul NU di Jakarta, mengobarkan semangat anak muda khususnya kaum santri pesantren untuk menjadi garda terdepan perjuangan melawan Penjajah. Dalam rapat Masyumi Banten 15 Januari 1945, KH. Zainul Arifin menyampaikan pidato yang kutipannya begitu terkenal berbunyi “Hanya dengan adanya pemuda-pemuda yang berani berjuang, keluhuran bangsa dapat tercapai”.


Pembinaan Hizbullah dipercayakan kepada Masyumi, sedangkan latihannya dilaksanakan oleh Kapten Yamazaki. Pusat latihan Hizbullah dikelola oleh Markas Tertinggi Hizbullah yang dipimpin oleh KH. Zainul Arifin, Konsul NU di Jakarta. Anggotanya meliputi Abdul Mukti, Konsul Muhammadiyah Madiun, Ahmad Fathoni, Muhammad Syahid, Amir Fattah, Prawoto Mangkusasmito, dan KH Mukhtar.
Adapun penanggungjawab politik adalah KH A. Wahid Hasyim, didampingi KH Abdulwahab Hasbullah, Ki Bagus Hadikusumo, KH Masykur, Mr. Mohammad Roem, dan Anwar Tjokroaminoto.
    


                 
Latihan semi-militer Hizbullah diselenggarakan masing masing selama dua bulan di Cibarusah, Bogor (sejak 1950 Cibarusah dimasukkan ke dalam wilayah Kabupaten Bekasi). Pada angkatan pertama latihan, diikuti 150 pemuda yang dikirim dari tiap keresidenan di seluruh Jawa dan Madura. Masing-masing keresidenan sebanyak lima pemuda. Jumlah anggota Hizbullah diperkirakan mencapai 50 ribu orang pada saat itu.
[ Read More ]

 Sejarah tutur atau secara turun temurun menyebutkan bahwa masjid Al-Mujahidin di Kampung Babakan Cibarusah (KBC) ini dibangun pertama kali oleh Pangeran Senapati, salah satu keturunan Pangeran Jayakarta Wijayakrama. Konon di tahun 1619M Pangeran Jayakarta memerintahkan Pangeran Senapati menyelamatkan diri dari kepungan Belanda, paska kekalahan Sunda Kelapa dalam perang melawan Belanda di bulan April-Mei 1619M, sekaligus membangun pertahanan di kawasan pesisir dan pedalaman. Maka dimulailah perjalanan panjang Pangeran Senapati bersama pasukannya menyusuri pantai utara Jawa, melewati daerah Cabang Bungin, Batujaya, Pebayuran, Rengas Bandung, Lemah Abang, Pasir Konci hingga sampai di sebuah kawasan hutan jati.

Di kawasan hutan jati itulah kemudian Pangeran Senopati berhenti bersama pasukan dan keluarga yang masih menyertainya. Beliau menganggap kawasan hutan lebat itu sebagai lokasi persembunyian yang aman dari kejaran pasukan Belanda. Termasuk untuk tinggal mengembangkan keluarga dan keturunan. Babat alas dimulai untuk membangun pemukiman baru yang dikemudian hari dikenal dengan nama Cibarusah. Kata Cibarusah sendiri konon berasal dari kalimat berbahasa sunda “Cai baru sah”.

Dikisahkan bahwa ketika masjid masjid telah didirikan, jemaah kesulitan untuk mendapatkan air bersih yang memenuhi sarat sah untuk bersuci sebelum menunaikan sholat. Ketika pencarian sumber air berhasil menemukan sumber air bersih salah satu ulama yang menyertai Pangeran Senopati berujar dalam bahasa Sunda “nah ieu’ CAI’ BARU SAH” yang berarti “Nah ini airnya baru sah” maksudnya sah secara syar’i untuk keperluan bersuci. Kalimat “CAI’ BARU SAH” itulah yang kemudian menjadi CI BARU SAH. Sedangkan nama kampung ‘Babakan’ berasal dari kata ‘Bukbak’ dalam bahasa sunda yang berarti membersihkan.
  
 
Masjid yang pertama kali dibangun oleh Pangeran Senopati tersebut berbahan utama kayu jati yang ketika itu melimpah disana. Tak jauh dari masjid dibangun sebuah kolam penampung air bersih berukuran kira kira 20 x 30m untuk menampung air bersih yang dialirkan dari sumbernya menggunakan pipa pipa bambu dan saluran yang dibangun secara bergotong royong. Riwayat tutur menyangkut sejarah masjid ini terputus sampai disitu. Hingga saat ini keturuan Pangeran Sena masih ada di KBC, keluarga beliau dapat dikenali dengan gelar ‘Raden’ yang disematkan kepada nama mereka masing masing. Pangeran Senopati wafat dan dimakamkan di Kampung Babakan Cibarusah (KBC) dan dikenal dengan sebutan Makam Embah Uyut Sena.
[ Read More ]

 Di atas pintu masuk utama masjid Al Mujahidin Kampung Babakan Cibarusah tertulis dalam aksara Arab dan Latin “MASJID AL-MUJAHIDIN BABAKAN KOTA CIBARUSAH, JUNI 1937, ROBIUL AWAL 1356”. Lengkap dengan lambang laskar Hizbullah di bagian atasnya. Sementara di salah satu dari enam tiang utama di dalam masjid terpasang prasasti kecil dalam bahasa Belanda yang berbunyi “HERBOUWD 1935/1937, COMITE MASDJID”

Di dinding depan masjid juga terpasang piagam pendirian masjid dari Kantor Departemen Agama Kabupaten Bekasi bertanggal 19 Syafar 1409H / 1 Oktober 1998M dan ditandatangani oleh Kepada Kantor Departemen Agama Kabupaten Bekasi HM. Zainuddin, BA. Dalam piagam tersebut dijelaskan bahwa masjid Al-Mujahidin yang terletak di Kampung Babakan Desa Cibarusah Kota, dibangun pada tahun 1930.

Piagam tersebut juga menyatakan bahwa Masjid Al-Mujahidin Kampung Babakan Cibarusah ini sudah terdaftar di Departemen Agama dengan nomor 34/MJ/1988. dan disebutkan juga bahwa piagam pendirian masjid tersebut dikeluarkan berdasarkan surat keterangan dari Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Cibarusah bernomor K.13/05/142/1998 tanggal 16 Agustus 1988. Sebagai mana disebutkan dalam piagam tersebut bahwa dikeluarkannya piagam pendirian masjid ditahun 1988 itu menjadi pengukuhan pendirian masjid sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Menurut aplikasi “google terjemah”, Herbouwd dalam bahasa Belanda bila Indonesiakan berarti “dibangun kembali”. Merujuk kepada tahun tersebut saja masjid ini sudah jauh lebih tua dari umur Republik Indonesia tercinta ini. Menjadi pertanyaan adalah, kapan masjid Al-Mujahidin ini pertama kali dibangun dan oleh siapa ?. Bila kita mencermati tiga sumber tertulis di atas ada 3 angka tahun yang berbeda, masing masing adalah tahun 1937 di atas pintu utama masjid, tahun 1935/1937 sebagaimana tertulis dalam prasasti di tiang masjid dan tahun 1930 seperti dijelaskan dalam piagam pendirian masjid yang dikeluarkan oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten Bekasi.

 Bisa saja kita menyimpulkan bahwa masjid tersebut dibangun tahun 1930M lalu di renovasi atau dibangun kembali  lima tahun kemudian (tahun 1935M) dan proses direnovasi tersebut selesai dilaksanakan pada bulan Juni tahun 1937M bertepatan dengan bulan Robiul Awal tahun 1356H. Lalu kenapa harus dibangun kembali ditahun 1935M/1937M ?. Kawasan Cibarusah bukanlah kawasan padat penduduk di era tersebut, jalan akses dari dan menuju kesana pun sangat sulit ketika itu. Pertambahan jumlah penduduk yang membengkak dalam kurun 5 tahun sepertinya bukanlah alasan yang dapat diterima sebagai dasar pembangunan kembali masjid tersebut untuk diperluas guna menampung membludaknya jamaah.
  

Penetapan angka 1930M oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten Bekasi sebagai tahun pendirian masjid itupun sepertinya masih patut dipertanyakan, mengingat adanya batu nisan salah satu makam di samping masjid yang bertarikh 1916M. Seperti yang sudah umum terjadi, biasanya pemakaman umum dibangun di sebelah Masjid, bukan Masjid yang dibangun disebelah pemakaman umum. Artinya, boleh jadi masjid ini dibangun jauh sebelum tahun 1916M sebagaimana tarikh pada Nisan Makam tersebut. Butuh penggalian lebih dalam untuk menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut.
[ Read More ]

Hizbullah yang disebut pada postinga ini tidak ada kaitannya dengan Pasukan Hizbullah yang secara the facto berkuasa di Lebanon Selatan dan akhirnya melibatkan pasukan TNI mengambil bagian dalam pasukan perdamaian Internasional di Lebanon. Laskar Hizbullah yang dimaksud di sini adalah Pasukan pemuda, pelajar Islam (santri) semasa perang kemerdekaan di bumi tercinta ini. Laskar Hizbullah dibentuk oleh
Masyumi  pada tahun 1944 ketika pasukan Jepang mulai terdesak oleh pasukan sekutu. Masyumi sendiri dibentuk oleh berbagai organisasi Islam termasuk didalamnya Nahdatul Ulama (NU) dibawah pimpinan KH. Wahid Hasyim.

Adapun masjid Al-Mujahidin yang akan kita bahas disini adalah masjid tua yang terletak di Kampung Babakan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Sebuah masjid tua yang menjadi salah satu saksi sejarah perjuangan para syuhada Bekasi memerdekakan Republik ini dari belenggu penjajahan meski harus berkalang tanah, dalam niat tulus "Jihad Fisabilillah".
   
Seorang Petinggi Gerakan Pemuda Anshar, dan merupakan warga asli Cibarusah bernama Drs. Munawar Fuad Noeh, MA  kemudian menggagas pembangunan monumen perjuangan Laskar Hizbullah di samping masjid Al-Mujahidin ini, untuk mengenang perjuangan Laskar Hizbullah turut serta memerdekakan Republik ini, dan yang lebih penting lagi adalah melestarikan dan mewariskan semangat perjuangan para pejuang kemerdekaan kepada generasi selanjutnya.
   
Tujuannya untuk mengenang dan meneladani perjuangan para syuhada yang gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Maka  Drs. Munawar Fuad Noeh, MA menggagas pembangunan Monumen Laskar Hizbullah di samping Masjid Al-Mujahidin KBC ini. Rencana tersebut sudah diluncurkan pada 21 September 2010 lalu dan rencananya akan mulai dibangun tahun 2011.  pembangunan monumen tersebut juga mengenang peristiwa bersejarah yang luar biasa yang pernah terjadi di Masjid Al-Mujahidin KBC di masa perjuangan kemerdekaan.
[ Read More ]

 
Copyright © 2010. WARTA PERSADA.COM - All Rights Reserved